puisi-puisi saya

Sunday, June 19, 2011

Catatan seorang suami hal.2

Istriku.
Hari ini saya terbangun,
ketika hari masih gelap.
Saya berfikir saya harus membuatkan engkau sarapan,
dan menyiapkan obat-obatmu.

Saya hampir selesai menyiapkannya ketika saya menyadari,
bahwa engkau telah tiada.
Engkau telah bahagia di alam baru-mu,
tempat yang jauh dari saya.
Sangat jauh, Bu.

Lalu saya tetap menyelesaikannya.
Tetap menyajikannya di tempat biasa.
Untukmu, Bu.
Seperti apa yang selalu saya lakukan untukmu,
dihari hari yang lalu.

Istriku,
Terkadang saya merasa,
bahwa engkau tetap tinggal bersama saya.
Tetap berbaring didekat saya,
bercerita tentang masa muda kita.

Ibu.
Adakah engkau menatap saya,
dari tempatmu?
Adakah engkau melihat saya kala airmata ini jatuh?
Tidak Bu.
Jangan melihatnya.
Saya malu.
Begitu lemahnya saya menjadi seorang lelaki.

Istriku,
jauh darimu,
menjalani hidup sendirian seperti ini,
membuat saya ingat bahwa saya semakin tua.
Itu tak apa, Bu.
Asal ada engkau disini.
Tetapi kenyataannya?
Engkau lihat sendiri, Bu.

Istriku,
Ibu..
Belahan jiwa saya.
Selama-lamanya.

Bagaimanakah kehidupan baru-mu?
Bagaimana, Bu?

Tak dapatkah engkau,
mengajak aku turut serta?

No comments:

Post a Comment