puisi-puisi saya

Tuesday, May 31, 2011

Wahai Rajanya Kesetiaan.

Saat saya terbangun,
membuka mata dan melihat dunia,
ada sebuah wajah,
yang segera hadir dan masuk ke dalam penglihatan saya.

Dia tersenyum,
saya pun tersenyum.
Dia mengucapkan selamat pagi kepada saya,
saya membalasnya.
Kemudian saya turun dari peraduan saya,
hendak mendekati dia yang berdiri di ambang pintu kamar.
Tapi apa yang saya dapat?
Dia menghilang.
Dia pergi meninggalkan saya .

kemana kamu hey Tuan?
Pergi dan datang sesukamu.
Hadir setiap saat dalam pikiran saya,
merasuki jiwa saya,
membuat saya menjadi gila.

Oh Tuan,
saya memang telah bersalah,
mencampakkanmu di hari kemarin.
namun haruskah kau membalas seperti ini?
tolonglah berhenti.
Berhenti berkelebat dihadapan saya.
Tolong Tuan,
Berhenti.
Pergilah dari hati saya,
untuk selamanya.

Apakah kamu tahu???


ketika hari trus berlalu seiring keringnya luka,
bisakah cinta hilang karenanya?

disaat ingatan memudar karena kesakitan,
bisakah rasa benci menghapus kerinduan?

adakah kamu mengerti pada apa yang tidak pernah bisa aku ucapkan dengan kata-kata?

akankah kamu mengetahui semua yg tidak sanggup aku beritahu kepadamu?

apakah kamu merasakan sakitnya jadi aku karena tak bisa memiliki kamu?

apa kamu tidak pernah berfikir kalau aq selalu memikirkan kamu
hampir disetiap waktu yang aku punya?

ntahlah.. hanya kamu dan Tuhan yg tau.

Ketika Kereta-mu Tiba

Malam datang ketika kereta-mu tiba,
menjemput segala rasa dan makna.
yang tersisa hanyalah doa dan asa.
Dalam pangkumu, aq merasa bahagia tiada tara.

Namun detik ini, kemanakah langkahmu?
berniatkah kau meninggalkan aku disini?
Di tempat memuakkan ini,teramat dingin seperti ini.
Mungkin lebih baik aku berada di Ethiopia.

Di peron kamu meninggalkan aku sendiri.
naik ke atas gerbong besi bajingan itu.
Jika kamu hendak mencapai Eropa,
maka aku harus ikut bersamamu.
Tetapi kamu akan datang pada dirinya,
Katakanlah bagaimana aku seharusnya???

Pergilah,
Bila pilihannya hanya itu saja.
Kembalilah,
Jika takdir yang memaksamu untuk melakukannya.

Aku hanya sebagian kecil dari dirimu.
Dan sebagian besarnya di miliki Takdir.
Maka aku akan menangis,
dan kau juga.
Adakah yang peduli tentang kita?

Ketika kereta-mu tiba,
membawa pergi dirimu,
jauh dari angan-angan masa depan kita.
Pergi. Perrgilah meski untuk selamanya.

Ketika kereta-mu tiba,
Pandanganku kabur oleh air mata.
Maka itulah saatnya,
katakan Selamat Tinggal Selamanya.

wahai engkau yg punya kuasa atas hati ini..

Aku berjalan menelusuri langkah takdir, lagi.
Kembali menguntai makna pada beratnya keikhlasan.
Ada orang-orang yang mentertawakan aku,
ada pula yang menatap aku dengan iba.

Heyy! tolonglah hentikan!
apa aku sebodoh atau mungkin se-menyedihkan itu?
Aku hanya salah memilih.
Membuat kputusan yang salah untuk hidupku hari ini dan mungkin selama-lamanya.
Tapi aku masih pantas bahagia kan?
iya kan TUHAN?
Tolonglah jangan hanya tersenyum manis seperti itu, Tuhan.
Berikan aku kesempatan sekali lagi,
untuk mengejarnya.
cinta sejatiku.
kenapa aku baru sadar setelah aku kehilangan dia?


Biarpun kita hanya menatap lautan di MUARA ANGKE, bukan pantai kuta



Bagiku itu sangad indah, karena ada kamu disampingku.
Kita bisa melihat para nelayan yang giat berburu ikan di lautan lepas,
menyaksikan ombak yg smakin pasang, dan burung camar yang terbang bebas kesana kemari.

Angin lembut menerpa wajahmu yang berkilauan karena matahari senja. Ada keteduhan dimatamu, dan juga dihatimu.
membuat aku ingin ada didalam pelukan hangatmu selamanya.


Kamu benar-benar RIZKY dari-NYA untukku.

Terimakasih Tuhan.