Kesombonganmu pada hari-hari kemarin membuat aku MUAK akan cinta dan segala definisinya.
Kamu bicara seolah kamu yang paling tahu teorinya, tetapi NOL besar pada prakteknya.
Kamu pernah dengar apa itu hati? apa itu rasa?
Jika tidak, lebih baik kamu membeli banyak pengalaman tentang itu dengan uangmu.
Atau jika pernah, sepertinya kamu harus memakai topeng untuk menutupi wajahmu yang bodoh didepan khalayak.
Semua mengerti cinta,
terkecuali kamu..
Karena kamu tidak ingin tahu.
Itulah alasanmu,
selalu menahan aku untuk tetap tinggal disisimu,
Walaupun kamu tahu bahwa aku,
Aku sudah MUAK,
untuk bersama kamu lagi.
Tentang perasaan yang universal. Cinta. Sesuatu yang tidak dapat diukur dengan materi. Hal yg terkadang sulit di mengerti. Bahagia meski dengan cara yang sederhana, seperti indahnya menatap senja di Muara Angke, bukan di pantai Kuta yang terkenal indah. Tentang luka, tentang bahagia. Tentang keanehan cinta.
Sunday, June 19, 2011
Catatan seorang suami hal.2
Istriku.
Hari ini saya terbangun,
ketika hari masih gelap.
Saya berfikir saya harus membuatkan engkau sarapan,
dan menyiapkan obat-obatmu.
Saya hampir selesai menyiapkannya ketika saya menyadari,
bahwa engkau telah tiada.
Engkau telah bahagia di alam baru-mu,
tempat yang jauh dari saya.
Sangat jauh, Bu.
Lalu saya tetap menyelesaikannya.
Tetap menyajikannya di tempat biasa.
Untukmu, Bu.
Seperti apa yang selalu saya lakukan untukmu,
dihari hari yang lalu.
Istriku,
Terkadang saya merasa,
bahwa engkau tetap tinggal bersama saya.
Tetap berbaring didekat saya,
bercerita tentang masa muda kita.
Ibu.
Adakah engkau menatap saya,
dari tempatmu?
Adakah engkau melihat saya kala airmata ini jatuh?
Tidak Bu.
Jangan melihatnya.
Saya malu.
Begitu lemahnya saya menjadi seorang lelaki.
Istriku,
jauh darimu,
menjalani hidup sendirian seperti ini,
membuat saya ingat bahwa saya semakin tua.
Itu tak apa, Bu.
Asal ada engkau disini.
Tetapi kenyataannya?
Engkau lihat sendiri, Bu.
Istriku,
Ibu..
Belahan jiwa saya.
Selama-lamanya.
Bagaimanakah kehidupan baru-mu?
Bagaimana, Bu?
Tak dapatkah engkau,
mengajak aku turut serta?
Hari ini saya terbangun,
ketika hari masih gelap.
Saya berfikir saya harus membuatkan engkau sarapan,
dan menyiapkan obat-obatmu.
Saya hampir selesai menyiapkannya ketika saya menyadari,
bahwa engkau telah tiada.
Engkau telah bahagia di alam baru-mu,
tempat yang jauh dari saya.
Sangat jauh, Bu.
Lalu saya tetap menyelesaikannya.
Tetap menyajikannya di tempat biasa.
Untukmu, Bu.
Seperti apa yang selalu saya lakukan untukmu,
dihari hari yang lalu.
Istriku,
Terkadang saya merasa,
bahwa engkau tetap tinggal bersama saya.
Tetap berbaring didekat saya,
bercerita tentang masa muda kita.
Ibu.
Adakah engkau menatap saya,
dari tempatmu?
Adakah engkau melihat saya kala airmata ini jatuh?
Tidak Bu.
Jangan melihatnya.
Saya malu.
Begitu lemahnya saya menjadi seorang lelaki.
Istriku,
jauh darimu,
menjalani hidup sendirian seperti ini,
membuat saya ingat bahwa saya semakin tua.
Itu tak apa, Bu.
Asal ada engkau disini.
Tetapi kenyataannya?
Engkau lihat sendiri, Bu.
Istriku,
Ibu..
Belahan jiwa saya.
Selama-lamanya.
Bagaimanakah kehidupan baru-mu?
Bagaimana, Bu?
Tak dapatkah engkau,
mengajak aku turut serta?
M.A.A.F
Maaf,
karena tidak dapat menjaga dengan baik, hati yang telah kau titipkan.
Maaf,
karena aku telah menggoreskan luka,
membuatnya bernoda.
Maaf.
Sungguh aku meminta maaf, hanya maaf yang dapat ku ucap.
Sepertinya aku tidak punya muka lagi untuk tampil di hadapan engkau.
Karena itu aku berjanji akupun tidak akan menemuimu lagi.
Tetapi bagaimana jika aku, sekali saja ingin melihatmu?
memastikan bahwa keadaanmu baik-baik saja?
Aku rasa aku harus memakai topeng,
lewat dihadapanmu yang hanya akan mengenali aku sebagai seorang asing.
Aku pun tertawa.
Menangis,
Terdiam.
Begitu lucunya hidup ini..
Kemarin aku berada di atas angin,
lupa daratan dan membuang engkau.
Hari ini?
Hari ini aku merana.
Menderita sehebat-hebatnya.
Karena tak berhasil,
meraihmu kembali.
Engkau telah meludahiku.
karena tidak dapat menjaga dengan baik, hati yang telah kau titipkan.
Maaf,
karena aku telah menggoreskan luka,
membuatnya bernoda.
Maaf.
Sungguh aku meminta maaf, hanya maaf yang dapat ku ucap.
Sepertinya aku tidak punya muka lagi untuk tampil di hadapan engkau.
Karena itu aku berjanji akupun tidak akan menemuimu lagi.
Tetapi bagaimana jika aku, sekali saja ingin melihatmu?
memastikan bahwa keadaanmu baik-baik saja?
Aku rasa aku harus memakai topeng,
lewat dihadapanmu yang hanya akan mengenali aku sebagai seorang asing.
Aku pun tertawa.
Menangis,
Terdiam.
Begitu lucunya hidup ini..
Kemarin aku berada di atas angin,
lupa daratan dan membuang engkau.
Hari ini?
Hari ini aku merana.
Menderita sehebat-hebatnya.
Karena tak berhasil,
meraihmu kembali.
Engkau telah meludahiku.
Wednesday, June 15, 2011
Catatan seorang suami..
Istriku,
Saya sendiri.
Setelah kepergianmu,
saya sepi.
Istriku,
sehari, dua hari,
Telah berhasil saya lewati.
Lalu bagaimana dengan hari esok dan seterusnya?
Apa hari itu masih ada buat saya?
Saya seperti kehilangan tujuan,
kehilangan harapan,
dan rasa, Bu.
Seperti tak punya tumpuan,
tak ada pegangan,
Sangat sulit untuk berjalan.
Engkau tahu,
Sehari, dua hari belakangan,
detik berjalan amat lambat.
Waktu seolah mempermainkan saya.
Saya marah,
Saya menangis,
tapi tanpa air mata, Bu.
Ketika saya hendak terlelap,
tak ada lagi yang meminta saya untuk mengusap punggungnya,
mengambilkan air minum yang hangat,
menyanyikan lagu lagu masa muda.
Penbaringan saya terlampau luas dan dingin, Bu.
untuk saya sendiri.
Istriku tercinta,
Ibu...
Ibu...
Katakan kepada saya,
seperti apa itu hari tua?
Saya tidak bisa membacanya,
saya kehilangan catatan-catatannya.
Semenjak kepergianmu,
Tidakkah lebih baik IA mengambilku juga?
Saya sendiri.
Setelah kepergianmu,
saya sepi.
Istriku,
sehari, dua hari,
Telah berhasil saya lewati.
Lalu bagaimana dengan hari esok dan seterusnya?
Apa hari itu masih ada buat saya?
Saya seperti kehilangan tujuan,
kehilangan harapan,
dan rasa, Bu.
Seperti tak punya tumpuan,
tak ada pegangan,
Sangat sulit untuk berjalan.
Engkau tahu,
Sehari, dua hari belakangan,
detik berjalan amat lambat.
Waktu seolah mempermainkan saya.
Saya marah,
Saya menangis,
tapi tanpa air mata, Bu.
Ketika saya hendak terlelap,
tak ada lagi yang meminta saya untuk mengusap punggungnya,
mengambilkan air minum yang hangat,
menyanyikan lagu lagu masa muda.
Penbaringan saya terlampau luas dan dingin, Bu.
untuk saya sendiri.
Istriku tercinta,
Ibu...
Ibu...
Katakan kepada saya,
seperti apa itu hari tua?
Saya tidak bisa membacanya,
saya kehilangan catatan-catatannya.
Semenjak kepergianmu,
Tidakkah lebih baik IA mengambilku juga?
Tuesday, June 14, 2011
Bagaimana rasanya?
Bagaimana rasanya bila anda kehilangan seseorang yang anda sayangi,
anda cintai,
untuk selama-lamanya?
Bagaimanakah itu rasanya?
seseorang yang selalu menemani hari-hari anda...
Seseorang yang selalu berdiri dan duduk di dekat anda,
yang anda usap punggungnya ketika ia hendak tidur,
yang berpuluh-puluh tahun menjadi belahan jiwa anda..
bagaimanakah rasanya itu?
Tidak ada rasanya.
Ya,
Karena itu tidak bisa di ungkapkan dengan kata,
atau dilukiskan seperti apapun juga.
Bahkan air mata yang kita punya pun belum tentu cukup untuk menangisi kepergiannya.
Jikalau bisa,
Aku tidak ingin merasakannya.
Sama sekali tidak ingin.
Tuhan ...
Bagaimana dengan hidupku selanjutnya Tuhan?
Aku benar-benar tak ada tujuan.
anda cintai,
untuk selama-lamanya?
Bagaimanakah itu rasanya?
seseorang yang selalu menemani hari-hari anda...
Seseorang yang selalu berdiri dan duduk di dekat anda,
yang anda usap punggungnya ketika ia hendak tidur,
yang berpuluh-puluh tahun menjadi belahan jiwa anda..
bagaimanakah rasanya itu?
Tidak ada rasanya.
Ya,
Karena itu tidak bisa di ungkapkan dengan kata,
atau dilukiskan seperti apapun juga.
Bahkan air mata yang kita punya pun belum tentu cukup untuk menangisi kepergiannya.
Jikalau bisa,
Aku tidak ingin merasakannya.
Sama sekali tidak ingin.
Tuhan ...
Bagaimana dengan hidupku selanjutnya Tuhan?
Aku benar-benar tak ada tujuan.
Selamat Jalan Nek..
Selamat jalan Ne'...
Selamat jalan.
Aku yakin Allah sangat merindukanmu. Karena itulah Ia memanggilmu dengan begitu cepat.
Kemarin,
rasanya baru kemarin.
Aku lewat di hadapanmu,
aku tersenyum membalas senyumanmu,
dan menjawab pertanyaanmu.
Setelah itu aku pergi,
melangkah dengan pasti tanpa merasakan sedikitpun keanehan dari dirimu.
Ternyata saat itulah saat terakhir aku melihatmu.
Nenek...
Nenek... maafkan aku yah.
Aku tidak sempat menjengukmu drumah sakit.
Tidak sempat melihat keadaanmu saat sedang bersiteru dengan rasa sakit keparat itu.
Tidak bisa melihat senyummu yang terakhir.
Maafkan aku nek....
Aku benar-benar menyesal.
Sekarang,
hanya selamat jalan yang sanggup aku ucapkan.
Selamat Jalan dan airmata.
Maaf nek untuk menangisimu..
Maaf..
Karena tiadanya kau,
benar-benar terasa ada yang hilang.
ya Allah,
terimalah ia di sisimu.
Dekaplah ia selalu dalam pelukmu.
Terimalah Amal ibadahnya,
lapangkan jalannya.
Selamat jalan nek.
Engkau pasti bahagia di alam barumu yg indah dan damai itu.
Selamat jalan.
Aku yakin Allah sangat merindukanmu. Karena itulah Ia memanggilmu dengan begitu cepat.
Kemarin,
rasanya baru kemarin.
Aku lewat di hadapanmu,
aku tersenyum membalas senyumanmu,
dan menjawab pertanyaanmu.
Setelah itu aku pergi,
melangkah dengan pasti tanpa merasakan sedikitpun keanehan dari dirimu.
Ternyata saat itulah saat terakhir aku melihatmu.
Nenek...
Nenek... maafkan aku yah.
Aku tidak sempat menjengukmu drumah sakit.
Tidak sempat melihat keadaanmu saat sedang bersiteru dengan rasa sakit keparat itu.
Tidak bisa melihat senyummu yang terakhir.
Maafkan aku nek....
Aku benar-benar menyesal.
Sekarang,
hanya selamat jalan yang sanggup aku ucapkan.
Selamat Jalan dan airmata.
Maaf nek untuk menangisimu..
Maaf..
Karena tiadanya kau,
benar-benar terasa ada yang hilang.
ya Allah,
terimalah ia di sisimu.
Dekaplah ia selalu dalam pelukmu.
Terimalah Amal ibadahnya,
lapangkan jalannya.
Selamat jalan nek.
Engkau pasti bahagia di alam barumu yg indah dan damai itu.
Sunday, June 12, 2011
Pertama.
Cinta.
Saya tidak begitu mengerti apa definisi dari kata itu. Apa makna yang sebenarnya?
Dari beribu orang yang saya temui, mereka memadu cinta dengan pasangan mereka, kemudian saat mereka bosan, mereka berpaling. Pergi dengan seseorang yang lain. Yang mereka pikir bisa membuat mereka senang. Tapi apa yang ada di dalam hati mereka sebenarnya? sepertinya hanya sebuah "kekosongan".
Mereka tertawa terbahak, tersenyum, menangis, dan meringis. Semua itu karena cinta.
Lalu sebenarnya cinta itu sesuatu yang membahagiakan, atau menyakitkan?
Kita memuja-muja cinta, mengejarnya, ketika kita merasa bahwa dia-lah yang kita inginkan. Namun sesaat setelah kita berhasil mengenggamnya dan kita mengenalnya lebih jauh, ada sesuatu darinya yang membuat kita tidak nyaman. Maka kita akan pergi. Melepaskannya secara perlahan. Bak pasir yang satu per satu butirannya jatuh melalui sela sela jari tangan yang semakin terbuka. Jatuh, kemudian hilang terhempas angin. Tidak sudi kita meliriknya sedikitpun. Karena bagi kita, tidak ada yang manis, yang pantas untuk di kenang. Itukah yang bernama Cinta? Tidak, saya masih tidak mengerti. Saya merasa sepertinya saya jatuh terlalu dalam ke lubang gelap yang tidak saya ketahui dan saya harus segera keluar. Saya terlalu semangat barangkali dalam mencari definisinya. Pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Mencicipi manisnya satu persatu, kemudian pergi mencari tempat yang baru.
Ah tidak. saya lelah.
Akhirnya saya merasa lelah..
Dan sesaat setelah saya membasuh wajah saya dengan air yang segar,
saya terperangah.
Ada anda di hadapan saya..
Tersenyum dan mengucap kata yang saya tidak bisa dengar dengan jelas, tetapi sepertinya itu adalah kata "Hallo".
Saya melangkah mendekat.
Namun anda hilang sekejap.
Hey Tuan,
mulai saat itulah anda mengganggu pikiran saya.
Sejak itulah, Tuan.
Saya tidak begitu mengerti apa definisi dari kata itu. Apa makna yang sebenarnya?
Dari beribu orang yang saya temui, mereka memadu cinta dengan pasangan mereka, kemudian saat mereka bosan, mereka berpaling. Pergi dengan seseorang yang lain. Yang mereka pikir bisa membuat mereka senang. Tapi apa yang ada di dalam hati mereka sebenarnya? sepertinya hanya sebuah "kekosongan".
Mereka tertawa terbahak, tersenyum, menangis, dan meringis. Semua itu karena cinta.
Lalu sebenarnya cinta itu sesuatu yang membahagiakan, atau menyakitkan?
Kita memuja-muja cinta, mengejarnya, ketika kita merasa bahwa dia-lah yang kita inginkan. Namun sesaat setelah kita berhasil mengenggamnya dan kita mengenalnya lebih jauh, ada sesuatu darinya yang membuat kita tidak nyaman. Maka kita akan pergi. Melepaskannya secara perlahan. Bak pasir yang satu per satu butirannya jatuh melalui sela sela jari tangan yang semakin terbuka. Jatuh, kemudian hilang terhempas angin. Tidak sudi kita meliriknya sedikitpun. Karena bagi kita, tidak ada yang manis, yang pantas untuk di kenang. Itukah yang bernama Cinta? Tidak, saya masih tidak mengerti. Saya merasa sepertinya saya jatuh terlalu dalam ke lubang gelap yang tidak saya ketahui dan saya harus segera keluar. Saya terlalu semangat barangkali dalam mencari definisinya. Pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Mencicipi manisnya satu persatu, kemudian pergi mencari tempat yang baru.
Ah tidak. saya lelah.
Akhirnya saya merasa lelah..
Dan sesaat setelah saya membasuh wajah saya dengan air yang segar,
saya terperangah.
Ada anda di hadapan saya..
Tersenyum dan mengucap kata yang saya tidak bisa dengar dengan jelas, tetapi sepertinya itu adalah kata "Hallo".
Saya melangkah mendekat.
Namun anda hilang sekejap.
Hey Tuan,
mulai saat itulah anda mengganggu pikiran saya.
Sejak itulah, Tuan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Labels
- backpacker (1)
- Bad feeling (1)
- Bali (1)
- catering (4)
- Cincin tunangan (1)
- First time (1)
- Florist (1)
- gedung pernikahan (2)
- Heart Running (1)
- Hujan di hati saya (1)
- island (1)
- jakarta (1)
- kaliem jewelry (1)
- list (1)
- Mahar (1)
- Pergi selamanya (1)
- pernikahan (2)
- persiapan (1)
- photo (2)
- photography (1)
- pose studio (1)
- Pre wedding (2)
- pre wedding photo (1)
- Puisi Luar (1)
- Selamat Tinggal Nenek. (1)
- separated (1)
- seserahan (4)
- Soulmate (2)
- travelling (1)
- trip (1)
- Tuan Kesetiaan (1)
- venue (3)
- Venue and Catering (5)
- wedding (9)
- wedding festival (1)
- wedding preparation (15)
- Wedding Rings (1)
- wedding singer (1)
- wedding venue (1)